Sabtu, 19 Oktober 2013

ARTIKEL BAHASA SEBAGAI ALAT PEMERSATU & SUMPAH PEMUDA (BAHASA IND 1)

==BAHASA SEBAGAI ALAT PEMERSATU==
Suatu bangsa atau suatu kelompok ataupun dan  perkumpulan pasti memiliki suatu cara untuk berkomunikasi. Entah itu dengan mengadakan rapat, pertemuan, dan lain lain. Semua itu mempunyai satu tujuan, yakni untuk menyatukan pendapat, menyatukan pemikiran, dan juga membuat seluruh individu yang terlibat di dalamnya menjalin suatu komunikasiyangbaik.
    Akan tetapi dibalik itu, ada  SATU hal penting yang menjadi inti dari semua hal yang disebutkan di atas. Hal penting tersebut adalah Bahasa. Ya benar sekali bahwa siapapun tidak bisa melakukan kegiatan kegiatan tersebut tanpa bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang harus berada di dalam suatu komunikasi apapun. Bahasalah yang membuat kita  bisa membaca tulisan saya ini, dan bahasa pula lah yang membuat kita bergaul karib dengan orang lain. Kita mungkin mendapatkan udara untuk bernafas dan tetap hidup tanpa bahasa, tetapi apakah kita  bisa mendapatkan secangkir minuman tanpa bahasa? Apakah kita  bisa mendapatkan sepotong kecil makanan tanpa bahasa? Dan bagaimana caranya kita berkomunikasi dengan pencipta kita tanpa bahasa?
Terlebih bahasa adalah hal yang terbaik dalam menunjukkan identitas kultur suatu bangsa. Bahasa Indonesia, simbol kesatuan bangsa, pengikat tali persaudaraan bangsa, dan pemersatu di antara keanekaragman bangsa. Bahasa Indonesia, tanda persatuan bangsa dari sabang sampai merauke wujud keseragaman bangsa yang selalu di hormati, dihargai, dan dihayati keberadaannya.
Asal mula bahasa Indonesia diambil dari bahasa melayu , karena  bahasa Melayu memiliki kekuatan untuk merangkul kepentingan bersama sehingga untuk dipakai di Nusantara. persebarannya juga luas karena bahasa Melayu dihidupi oleh para pelaut pengembara dan saudagar yang merantau ke mana-mana. Bahasa itu adalah bahasa perhubungan yang berabad-abad tumbuh di kalangan penduduk Asia Selatan selain itu bahasa melayu merupakan bahasa yang mudah dipelajari.
Bahasa Indonesia adalah harta bangsa, yang akan selalu dijaga keberadaannya. Lantas masihkah kita akan terus peduli untuk menjaga harta bangsa ini ditengah maraknya hembusan gairah mempelajari bahasa asing di zaman modernisasi ini, penyerapan budaya asing sangat mudah terserap, dengan demikian maka perlu adanya penyaringan terhadap budaya asing yang akan dianggap sebagai nilai yang pantas atau tidak pantas bagi bangsa Indonesia.
Di Indonesia, terdapat banyak sekali bahasa. Hal itu dikarenakan banyak sekali suku dan adat istiadat di berbagai pulau di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Namun bagaimana mungkin seluruh suku itu berkomunikasi satu sama lain dengan menggunakan bahasa yang berbeda? Mungkin mereka akan saling memaki satu sama lain dan ironisnya mereka pun tidak mengetahui bahwa mereka sedang dimaki- maki,
disebabkan bahasa yang tidak mereka mengerti.
    Dan pada saat itulah bahasa Indonesia memainkan perannya.
Ø  Bahasa Indonesia dapat membuat mereka berkomunikasi satu sama lain,
Ø  Bahasa Indonesia bisa membuat mereka menyampaikan pikiran mereka satu sama lain,
Ø   bahasa Indonesia bisa mempersatukan mereka sebagai bangsa yang satu, yaitu bangsaIndonesia.   
Terlepas dari itu semua, bahasa memang berguna sebagai alat pemersatu. Misal dalam suatu peperangan, di film-film banyak sekali terlihat di saat prajurit prajurit sedang mengalami ketakutan menjelang perang dan hati mereka menjadi gelisah karena keresahan mereka. Di saat seperti itu, pemimpin perang tersebut pastilah akan meneriaki kata kata penyemangat untuk mereka dan seketika semangat berperang mereka menjadi berapi-api.
Oleh karena itu, suatu bahasa adalah hal yang sangat vital untuk mempersatukan individu individu ke dalam suatu kelompok. Bahasa adalah pemersatu, dan persatuan ada karena bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi manusia, berfungsi untuk memudahkan manusia dalam berinteraksi. Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari berbagai macam suku dan budaya. Begitu pula dengan bahasa, Indonesia memiliki beragam bahasa daerah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Sejak dikukuhkan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional negara Indonesia, maka di setiap komunikasi kita menggunakan bahasa Indonesia. Bukan berarti kita sebagai bangsa Indonesia melupakan bahasa ibu atau bahasa daerah asal kita. Keberagaman bahasa daerah yang ada di Indonesia membuat kita membutuhkan satu bahasa sebagai pemersatu, yaitu Bahasa Indonesia.

Sumber :

==SUMPAH PEMUDA==
Sumpah pemuda di pelopori oleh anak-anak Muda, dan dari anak-anak mudalah muncul suatu kegerakan yang bisa merebut bangsa kita dari penjajah,






Sumpah Pemuda adalah bukti otentik bahwa tanggal 28 Oktober 1928 bangsa Indonesia dilahirkan. Oleh karena itu sudah seharusnya segenap rakyat Indonesia memperingati momentum 28 Oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia. Proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudian mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi mengangkat harkat dan martabat hidup orang Indonesia asli, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya  yaitu pada 17 Agustus 1945.


Ø  Rumusan Kongres
Rumusan Kongres Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada secarik kertas
Sumpah Pemuda versi orisinal Pertama-
-          Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
-          Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
-          Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Sumpah Pemuda versi Ejaan Yang Disempurnakan:


Ø  Kongres Pemuda Indonesia.
Kemudian pada 3 Mei 1928 diadakan pertemuan lagi, dan dilanjutkan pada 12 Agustus 1928. Pada pertemuan terakhir ini dihadiri semua organisasi pemuda dan diputuskan untuk mengadakan Kongres pada bulan Oktober 1928, dengan susunan panitia dengan setiap jabatan dibagi kepada satu organisasi pemuda (tidak ada organisasi yang rangkap jabatan) sebagai berikut:
Ketua: Sugondo Djojopuspito (PPPI)
Wakil Ketua: R.M. Joko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris: Muhammad Yamin (Jong Soematranen Bond)
Bendahara: Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I: Johan Mohammad Cai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II: R. Katjasoengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III: R.C.I. Sendoek (Jong Celebes)
Pembantu IV: Johannes Leimena (Jong Ambon)
Pembantu V: Mohammad Rochjani Su'ud (Pemoeda Kaoem Betawi)
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan ke
bangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu "Indonesia Raya" karya Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola saja tanpa syair, atas saran Sugondo kepada Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia.
Ø  Peserta
Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dll. Di antara mereka hadir pula beberapa orang pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie namun sampai saat ini tidak diketahui latar belakang organisasi yang mengutus mereka. Sementara Kwee Thiam Hiong hadir sebagai seorang wakil dari Jong Sumatranen Bond. Diprakarsai oleh AR Baswedan pemuda keturunan arab di Indonesia mengadakan kongres di Semarang dan mengumandangkan Sumpah Pemuda Keturunan Arab.

Ø  Makna Sumpah Pemuda

Pemuda saat ini harus lebih menghargai apa yang sudah di cetuskan oleh para pemuda jaman dahulu, dimana mereka selalu ingin tetap bersatu walau pun berada di banyak pulau di Nusantara. Semangat ini harus tetap di jaga agar NKRI ini tidak mudah di pecah belah oleh pihak luar.

Oleh karena itu pemuda saat ini harus bisa lebih bersatu dalam menghadapi issue-isue yang memecah belah. Dan bila setiap ada issue-isue tersebut harus bisa di rembukan dan dibicarakan bersama untuk mencari penyelesaian, bukannya menjadi awal dari pertengkaran. Dan makna dari Sumpah Pemuda saat ini masih hanya sebatas gaungan masa lalu, belum menjadi budaya dan kepribadian pemuda Indonesia.
Kongres Pemuda Kedua pada 28 Oktober 1928 menyatakan pengakuan terhadap satu tanah tumpah darah, tanah air Indonesia; satu bangsa, bangsa Indonesia; dan menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Isi Sumpah Pemuda menjadi tonggak dasar bangkitnya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Pernyataan Sumpah Pemuda mampu membangun persatuan dalam merebut kemerdekaan  dari para penjajah

Sumber :
-id.wikipedia.org/wiki/Sumpah_Pemuda
-http://bahasa.kompasiana.com/2012/11/04/bahasa-indonesia-dalam-sumpah-pemuda-500457.htm


Sabtu, 26 Januari 2013

Tulisan ke-32

Tulisan Ke-32(Pencemaran Udara) by

Tulisan ke-31

Tulisan Ke-31(Sistem Pemerintahan Indonesia) by

Tulisan ke-30

Tulisan Ke-30(Lingkungan Sehat) by

Tulisan ke-29

Tulisan Ke-29 (Negara Berkembang) by

Tulisan ke-28

Tulisan Ke-28 (Peristiwa Alam Beserta Dampaknya) by

Tulisan ke-27

Tulisan Ke-27 (Sejarah Garuda Indonesia) by

Tulisan ke-26

Tulisan Ke-26 ( Museum Nasional) by

Tulisan ke-25

Tulisan Ke-25 ( Otonomi Daerah) by

Tulisan ke-24

Tulisan Ke-24( Danau Toba ) by

Tulisan ke-23

Tulisan Ke-23( Karimun Jawa ) by

Tulisan ke-22

Tulisan Ke-22 ( Beberapa Makanan Yang Sehat Bagi Tubuh ) by

Tulisan ke-21

Tulisan Ke-21( Dasar & Teknik Mengajar Yg Efektif) by